Shopping and A Lil' Conversation

“Hey, asyik banget ini gue daritadi di sini sampe nggak nyadar,” ucap Kale yang berdiri di depan Joan.

“Hah— oh, udah beres belanjanya?” tanya Joan.

“Udaah, ini kartu lo gue balikin. Makasih ya padahal kan gue bisa bayar sendiri Jo,” ucap Kale sambil menyerahkan kartu ATM milik Joan.

Joan mengambil kartu miliknya tersebut, “Ya gak apa-apa, uang gue kan uang lo, tapi uang lo ya pure milik lo.”

“Haha baiklah. Makasi ya babe.”

Joan menoleh kaget, “Hah? Ulang coba ulang, manggil apa tadi?”

Kale bingung, “Panggil 'Babe', kenapa?”

“Wow, once in a blue moon.”

“Haha lebaay! Ayoo, kita keliling lagii!”

“Semangat amat Ibu Kale Araya.”

“Iya, soalnya ini last day hehe. Besok kita ke Sumba, jadi cukul excited.”


Mereka saat ini sedang berada di salah satu restoran untuk makan siang.

“Kale, ntar kalo semisalnya kita dikasih rezeki untuk punya anak, mau perempuan atau laki-laki?” tanya Joan.

“Hmm, apa ya, gue sih tergantung dikasihnya aja, asal sehat, lengkap, bagus udah syukur.”

“Iya sih gue juga maunya gitu. Tapi gue pengen deh pertamanya laki-laki.”

“Biar?”

“Biar dia bisa lindungin adeknya atau kakaknya dari orang-orang jahat.”

“Kalo perempuan duluan juga kan bisa aja dia belajar karate Jo, jadi bisa lindungin diri sendiri juga.”

“Oiya bener juga ya.”

Joan mengulurkan tangannya dan mengusap pinggir mulut Kale, “Ini berantakan bentar gue rapihin.”

Setelah merapikan dan memastikan daerah tersebut bersih, Joan berkata, “Okay, all clean.”

“Hahaha okay makasih yaa.”