Shopping

Joan dan Kale sekarang sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan oleh-oleh Korea Selatan, tepatnya di Myeongdong.

Drrt.. drrt..

Handphone Kale bergetar, ada telfon masuk.

“Halo, iya Mi ada apa?” “Aku lagi belanja, Mami mau titip sesuatu?” “Beneran?” “Ih apaan, kok titipnya itu.” “Itu mah doain aja, ini mau titip barang nggak?” “Yaudah atuh. Mami sama Papi sehat kan?” “Oke syukur. Yaudah dulu ya Mi nanti ditelfon lagi pas Kale di hotel.” “Okay, see you, love you.”

Kale menutup telfonnya dan melihat ke arah Joan yang ternyata daritadi melihat ke arahnya, “Mami ya Le?”

“Iya Mami,” jawab Kale.

“Mami mau titip apa? Biar bisa sekalian dicariin,” tanya Joan.

“Biasa, Ibu-ibu, Mami bilangnya tadi titip cucu. Cukup aneh.”

Joan tertawa, “Hahaha nggak aneh sayang. Siapa tau beneran. Doa aja.”

“Iya tadi juga gue bilang gitu. Tapi tadi bilangnya nggak mau titip barang apa-apa. Bunda ada request emang Jo?”

“Bunda sama Ayah juga nggak ada sih. Yaudah bebas aja kali ya.”

“Iya. Samain aja deh Mami-Bunda sama Papi-Ayah. Gapapa kan ya Jo?”

“Gapapa Kalee. Lo mau beli apa lagi?”

“Ini lagi cari titipan Haikal. Dia titip album Twice hadeh dasar. Deva sama Jaya gak titip apa-apa kah?”

“Haha yaudah gue temenin cari album buat Haikal. Deva sama Jaya mah apa aja juga diterima.”

“Hahaha yaudah ayo sekalian cari buat mereka juga.”


Joan kini menenteng dua buah tas belanja yang ukurannya cukup besar. Tadinya Kale request untuk bawa masing-masing satu, tapi Joan menolak. Katanya kasihan takut Kale capek, jadi Kale menurut saja.

“Kale mau beli sesuatu lagi?” tanya Joan.

“Nggak Jo, cukup sih gue. Lo ada lagi kah yang mau dicari?”

“Nggak ada. Yaudah wait gue telfon dulu Mas Farhan ya.”

“Okay— Jo sini deh barang-barang lo daripada masuk kantong mending masukin tas gue aja. Lo suka lupa naro barang, gue takut dompet atau barang lo yang lain ketinggalan di sini.”

“Ini sayang boleh tolong ambil dari kantong gue nggak, gue lagi cari nomernya Mas Farhan lupa kemarin di-save pake nama apa ya sama gue,” ucap Joan sambil meng-scroll kontak di handphone-nya.

“Ih kebiasaan, yaudah ini gue ambil sendiri ya,” ucap Kale sambil merogoh kantong celana Joan untuk mencari dompet. Setelah ketemu, Kale merogoh kantong yang lain untuk memeriksa apakah ada barang lain yang disimpan Joan.

“Ini dompetnya di tas gue ya Joan.”

“Iya. Makasi sayang. Ini gue telfon Mas Farhan kok nggak diangkat-ang— Halo, Mas Farhan.”

Dasar si nggak sabar


Sampai di hotel mereka membereskan barang-barang yang tadi mereka beli. Mereka memutuskan untuk membeli koper baru karena oleh-oleh yang mereka beli tidak akan muat jika disatukan dengan koper baju mereka.

“Joan ada lagi nggak ini yang ketinggalan? Masih ada yang belum dimasukin nggak?” tanya Kale.

“Nggak ada sayang. Udah masuk semua,” jawab Joan.

“Okay. Ini gue tutup ya kopernya.”

“Iya Kale boleh.”