Outfit
Sebelum benar-benar diukur, Kale diperbolehkan untuk mencoba beberapa koleksi milik Kak Ivan, sang designer baju, di butik milik Kak Ivan untuk mencari referensi model yang pas. Karena kebetulan Joan adalah teman serta rekan bisnis Kak Ivan, maka saat ini Kale dipegang langsung oleh Kak Ivan. Padahal, biasanya ketika ada yang mau fitting akan di-handle oleh asisten atau pegawai butik Kak Ivan.
“Jo, gimana?” tanya Kale saat keluar dari fitting room.
Joan menatap Kale dari ujung kepala sampai ujung kakinya.
Damn, I bet that Aphrodite would be jealous if met Kale right now, batin Joan.
“Jo, ih jangan diliatin gitu malu.”
“Eh, sorry Kale gue speechless, cantik banget calon gue ya Tuhan.”
“Menurut lo kalo modelnya gini, gimana?”
“Gue okay sih, cuma agak concern ini aja sih Le, takut lo masuk angin ini kan backless ya terus acara kita outdoor, takutnya lo masuk angin.”
“Oiya ya bener juga Jo.”
“Eh jangan sedih shay, ini gue ada model yang begini tapi nggak backless, wait ya, gue ambilin,” ucap Kak Ivan.
“Waah, thank you banget Kak Ivan. Sorry nih, aku jadi repotin Kak Ivan.”
“No need to be sorry, kan kerjaan gue. Bentar ya.”
“Okay Kak.”
“Jo, gini bagus?” tanya Kale saat keluar dari fitting room untuk kedua kalinya. Kali ini menggunakan baju lebih tertutup dari sebelumnya.
“Perfect,” ucap Joan.
“Kak Ivan mungkin aku ambil model ini kali ya cuma nanti ditambah beberapa detail aja di beberapa bagian.”
“Iya boleh banget beb. Ini mau diukur sekarang aja gak nih biar nggak usah bolak-balik nantinya?” tanya Kak Ivan.
“Boleh Kak sekarang aja.”
“Okay gue ambil dulu peralatannya ya.”
“Okay Kak.”