Kanisha melepas sepatunya dan membuka pintu ruang OSIS. Ia menemukan bahwa Angkasa telah ada di dalam sana.
“Udah lama Ka? Sorry ya gue tadi beli ayam geprek dulu, laper,” ucap Kanisha sambil meletakkan tas nya lalu duduk di dekat Angkasa.
“Iya gapapa.”
Kanisha mengeluarkan kertas gambaran kasar dari nama-nama panitia yang tadi Ia susun sendiri, “Menurut lo, ini gimana?”
Angkasa membaca kertas Kanisha sambil sesekali wajahnya menunjukkan bahwa Ia sedang berpikir.
“Menurut lo?” tanya Angkasa.
“Nah, menurut gue, ini di konseptor, udah pas banget, Yudhistira sama Wenda udah bagus banget kalo masalah konsep. Untuk sekre sama bendahara nya juga menurut gue udah pas. Nah tinggal yang penanggung jawabnya Ka, bingung. Menurut lo gimana?” ucap Kanisha.
Angkasa menunjuk nama yang Kanisha cantumkan untuk menjadi penanggung jawab kelas 12 IPA 2, “Ganti, jangan dia.”
“Kenapa?” tanya Kanisha.
“Suka cabut.”
“Kalo gue ganti sama Jo temen lo gimana?” tanya Kanisha.
“Oke.”
Kanisha mencoret nama yang sebelumnya Ia pilih menjadi calon penanggung jawab kelas 12 IPA 2, lalu menggantinya dengan nama Jonathan.
“Ini juga ganti,” ucap Angkasa sambil menunjuk nama calon penanggung jawab kelas 12 IPS 1.
“Kenapa?”
“Nggak tegas.”
“Emang kenapa?”
“Gak bisa nagih uang.”
“Oiya bener juga lo. Hmm, antara Winata sama Juwan, lo prefer siapa?” tanya Kanisha.
“Winata.”
“Okee berarti Winata ya ini gue ganti. Ada lagi nggak?”
Angkasa membaca ulang daftar nama-nama yang akan menjadi panitia untuk buku tahunan angkatan mereka.
“Udah.”
“Oke deeeh, nanti gue hubungin mereka aja ya buat inform concent setuju atau nggak nya.”
“Iya.”
“Yaudah, udah yey! Makasih yaaa Ka udah dibantuin.”
“Cuma sedikit.”
“Iyaaa tetep makasih saran nya.”
“Iya sama-sama.”