Kanisha berjalan dari kelasnya, 12 IPA 1, menuju ke 12 IPA 5, kelasnya Angkasa.
Kanisha mengetuk pintu 12 IPA 5 dan memasukkan kepala nya ke dalam kelas, “Ada Angkasa?”.
“Widih tumbenan di Angkasa ada yang nyari,” ucap salah satu siswa 12 IPA 5.
“Paling juga kerjaan, kaya biasanya,” ucap siswa lain. Kanisha mengacungkan jempol.
“Tuhkan bener. KAAA! itu lo dicariin,” ucap salah satu siswa di sana.
Angkasa yang sedang menulis sesuatu di buku nya, mengangkat kepala nya, “Siapa?”.
“Noh di luar ada si Kanisha,” ucap siswa tersebut.
Angkasa menoleh ke arah pintu kelas nya, mulutnya mengucapkan kata, “Kenapa?”, namun tanpa suara.
Kanisha yang melihat itu menggerakkan tanganya sambil mengikuti cara Angkasa berbicara tadi, “Sini dulu”.
Angkasa menutup buku catatannya, berdiri, dan berjalan ke arah Kanisha. Mereka berdua mengobrol di luar kelas 12 IPA 5.
“Kenapa?” tanya Angkasa.
“Jumat Awan mau presentasi, gimana?” ucap Kanisha.
“Ya ga gimana-gimana.”
“Maksud gue, lo bisa nggak?” tanya Kanisha.
“Bisa.”
“Abis ini berarti gue harus susun panitia ya? Eh, ya kan?”
“Iya.”
“Okee. Udah Ka, gitu doang, makasih ya, masuk kelas lagi aja hehe,” ucap Kanisha.
“Sama-sama,” ucap Angkasa sambil berjalan masuk kembali ke kelasnya.
Ya Allah, keren banget, gue akhirnya berani nyamperin Angkasa duluan, batin Kanisha sambil Ia berjalan menuju kelas nya karena kebetulan bel masuk sudah berbunyi.