Flashback

“Nak padahal gausah repot-repot pake jemput Ibu segala dari rumah sakit. Kan kita bertiga bisa pake taxi atau gocar atau grabcar,” ucap Ibu.

Hari ini Ibu sudah boleh pulang dari rumah sakit dan hanya diwajibkan kontrol rutin satu bulan sekali. Kanisha tidak meminta Angkasa untuk mengantarnya menjemput Ibu, namun Angkasa tiba-tiba ada di depan rumahnya pagi hari ini. Memang tipikal Angkasa.

“Gapapa Ibu, kan repot kalo naik itu. Selama Angka bisa mah, sama Angka aja,” ucap Angkasa. Kanisha baru sadar jika Angkasa memanggil dirinya sendiri dengan sebutan 'Angka' ketika sedang berbicara dengan ibu. Sepertinya begitu juga cara Angkasa ketika berbicara dengan mamanya.

“Gak enak Ibu, jadi ngerepotin,” ucap Ibu.

“Nggak repot kok Bu, santai aja. Bu ini udah semua barangnya?”

“Oh, udah Nak. Bima kemana ya?”

“Bima tadi beli sarapan Bu. Ka sini sama gue aja tasnya,” ucap Kanisha yang baru keluar dari kamar mandi.

“Sama gue aja. Lo di sini aja sama Ibu, bentar gue bawa ini dulu ke mobil ya. Bu, Angka ke mobil dulu ya nyimpen ini,” ucap Angkasa sambil mengangkat tas yang berisi baju-baju Ibu dan beberapa perlengkapan lainnya.

“Iya Nak, makasih banyak ya.”

“Iya Ibu, santai,” lalu Angkasa pergi sambil membawa tasnya ke mobil.

“Kak, itu pacar kamu bukan sih?” tanya Ibu.

“Doain aja ya Bu.”


“Bang, jadi ketos pusing nggak?” tanya Bima. Saat ini Angkasa, Kanisha, Bima, dan Ibu sedang berada di mobil Angkasa dengan posisi Angkasa dan Bima di depan, Ibu dan Kanisha berada di kursi penumpang, dan jok paling belakang diisi oleh barang-barang.

“Pusing. Cuma biasa aja sih. Kenapa? Lo mau jadi ketos?”

“Nggak, gue kepo aja.”

“Oh, kirain mau naik jadi ketos,” ucap Angkasa.

“Kagak Bang.”

“Sha btw termin 2 udah beres ya kemaren Tobbi bilang ke gue,” ucap Angkasa.

“Okey Ka, makasih banyak ya,” ucap Kanisha.

“Iya, sama-sama.”

“Nak Angka, suka makanan apa? Biar kapan-kapan Ibu masakin,” ucap Ibu.

“Angka mah suka apa aja Bu,” ucap Angkasa.

“Yaudah deh, nanti sama Ibu dimasakin apa aja.”