Before Deeptalk

“Joan,” panggil Kale.

Mereka saat ini sedang berada di dalam mobil, perjalanan pulang dari butik Kak Ivan.

“Ya Kale kenapa?”

“Kalo gue ajak ngomong serius pas lo lagi nyetir gini, gak apa-apa? Atau lo prefer kita mampir ke suatu tempat baru ngobrol?”

“Mampir aja Le, takut gue nya nggak fokus. Gapapa?”

“Ya nggak apa-apa. Kan tadi gue yang nanya. Yaudah. Lo ada rekomendasi tempat?”

“Ada.”

“Di mana?”

Rooftop kantor gue.”

“Hah? Emang buka? Weekend kan Jo sekarang.”

“Ada security yang jaga kan.”

“Emang kita boleh masuk?”

Joan menoleh ke arah Kale yang sedang menatapnya penasaran, Joan tertawa.

Lupa ya ni anak kan gue yang punya kantornya, batin Joan.

“Le, lupa ya?” tanya Joan sambil terkekeh.

“Hah apaan?”

“Yang punya Kiehls, kan gue.”

“Lah oiya juga ya hahaha gue apaan deh. Yaudah leggo kita ke Kiehls!”

“Hahaha. Sebelum ke Kiehls, beli makan dulu yuk. Bungkus aja. Makan di rooftop.

“Ayo McDonald!” ajak Kale.

“Haha okaay I'll take you to McDonald