“Ay, mau ikut aku nggak minggu depan mau roadtrip?” ucap lelaki bernama Arshaka yang kerap dipanggil 'Mas Caka' oleh keluarga dan 'Caka' oleh teman-temannya.

“Kemana?” ucap Aya.

“Ke desa,” ucap Arshaka.

“Desa mana Mas?” ucap Aya yang kebetulan memanggil Arshaka dengan sebutan Mas Caka karena 2 hal, yaitu karena memang Aya lebih muda daripada Arshaka dan yang kedua adalah karena kebetulan hubungan mereka sudah menginjak tahun ke-3 sehingga Aya maupun Arshaka sudah dekat dengan keluarga satu sama lain sehingga sudah terbiasa memanggil dengan panggilan rumah.

“Desa yang di sana, ada lah satu jam kayanya kira-kira kalo dari rumah kamu. Mau?”

“Mau! Aku udah lama gak liat sawah-sawah gitu. Kok tumben Mas ke arah sana jalannya?” ucap Aya dengan excited.

“Kemarin aku baru dapet gaji ketiga hehe. Kan yang pertama waktu itu udah aku kasih buat bunda sama ayah, yang kedua kan waktu itu kita pake pergi, nah yang sekarang pengen aku pake berbagi ke yang lain, tapi sambil roadtrip aja gitu ke yang jauh,” ucap Arshaka. Ini lah yang Aya suka dari Arshaka, selain bekerja keras, Angkasa juga akan selalu ingat pada orang-orang di sekitarnya.

“Udah kasih orang tua belum Mas?” tanya Aya.

“Udah dong. Itu mah selalu tiap bulan, cuma pas pertama mah lebih banyak aja soalnya aku ajak jalan-jalan staycation waktu itu inget nggak yang aku cerita?” ucap Arshaka. Hal lain yang Aya suka dari Arshaka: He's a family man, and Aya loves that.

“Iyaa inget. Bagus kalo udah kasih orang tua. Kereeen. Ayo aku mau ikut. Kita harus prepare apa aja Mas?”

“Nanti bantuin aku ya Ay, list barang-barang.”

“Oke Mas! Mau belanja mulai kapan?”

“Besok pas Sabtu klinik kamu buka nggak?” tanya Arshaka pada Aya yang kebetulan memiliki klinik kecil sebagai tempat praktiknya sebagai seorang dokter gigi.

“Sabtu besok mah nggak, kan tanggal merah. Mau besok?”

“Oke besok ya kita mulai belanja, berarti sekarang kita list.”


“Mas ini kayanya harga kecap, minyak, sama beras itu lebih murah di toko yang sebelumnya tau. Cuma emang kalo gula, mie, sama kopi lebih murah di sini,” ucap Aya saat membandingkan harga antara toko yang sedang mereka survei. Kata Arshaka sih ini hal yang Ia suka dari Aya, pintar mengatur uang agar bisa berhemat, namun tidak pelit.

“Oiya Ay? Yaudah nanti kita beli nya di dua toko aja ya,” ucap Arshaka.

“Iya boleh Mas,” ucap Aya.


Hari ini merupakan satu minggu setelah mereka merencanakan untuk berbagi di desa. Barang-barang yang mereka list pun sudah semuanya terkumpulkan dengan lancar dan sesuai perkiraan.

Arshaka tadi menjemput Aya di rumahnya pada pukul 8 pagi dan mereka pun berangkat menuju desa yang sudah Arshaka tetapkan.

Sesampainya mereka di desa, mereka langsung menuju kantor kepala desa setempat karena ternyata Arshaka sudah membuat janji dengan kepala desanya.

“Oh ini Mas Arshaka ya? Ya Allah Mas, udah ganteng, pinter, dermawan lagi. Sehat-sehat dan bahagia selalu ya Mas, kalo ini siapa nya Mas? Pacarnya Mas ya?” ucap Pak Dedes, sang kepala desa.

“Hehe iya Pak, pacar saya, kenalin, namanya Aya,” ucap Arshaka.

Aya mengulurkan tangannya, “Aya, Pak.”

Pak Dedes membalas uluran tangan Aya, “Iya, salam kenal ya Mbak.”

“Iya Pak,” ucap Aya.


“Mbak makasih banyak banget ya, kebetulan sekarang lagi musim hujan gini, sawah banyak banget yang gagal karena hujan terus-terusan, saya jadi nggak dapet pemasukan karena nggak bisa ke sawah. Berkat Mbak Aya sama Mas siapa ya tadi Ibu lupa namanya, hari ini saya jadi bisa makan gini ada beras ada mie. Tadinya saya kira hari ini saya sama keluarga nggak akan makan. Makasih banyak ya Mbak, Mas, sekali lagi,” ucap Ibu Een, salah satu warga desa yang dikunjungi oleh Arshaka dan Aya.

Mendengar hal itu, hati Aya menjadi tersentuh. Ternyata, kebaikan sekecil apa pun yang kita berikan, bisa saja bermanfaat sangat besar bagi mereka yang memang membutuhkan.

Mas Caka, makasih banyak ya buat roadtrip-nya kali ini, banyak pelajaran yang bisa Aya ambil dari roadtrip kita hari ini, batin Aya.

Love only grows by sharing. You can only have more for yourself by giving it away to others