At Home

“Joan ayo makan malem,” ucap Kale dari arah dapur, sementara Joan berada di ruang keluarga.

“Okay, wait yaa,” jawab Joan.

Selang beberapa menit, Joan menghampiri Kale yang sudah menghidangkan beberapa hidangan yang terlihat lezat, ada cumi tepung, sayur bayam, dan juga ada buah mangga yang sudah dikupas dan dipotong kecil-kecil.

“Wow, kita makan besar?”

“Haha lebay. Nggak. Kalo nggak habis kan bisa dimasukin kulkas ntar diangetin lagi. Ini sayur bayem gue masak cuma dikit kok soalnya dia nggak bisa diangetin lagi jadi harus habis sekarang.”

“Kereen,” ucap Joan sambil mengangkat dua jempol tangannya.

Joan duduk di kursi meja makan dan Kale menyendokkan seporsi nasi untuk Joan.

“Joan, kita sekarang bobonya jauhan ya,” ucap Kale.

Joan yang sedang mengunyah makanan menjadi terhenti dan menatap Kale di depannya, “Kenapa?”

“Takut lo ketularaaan kasian kan lagi banyak kerjaan.”

“Nggak akan ketularan, kan badan gue kuat,” ucap Joan sambil mengangkat tangannya.

“Idih pamer otot mentang-mentang lagi sering ke gym,” ucap Kale bercanda.

“Haha apaan. Nggak gitu. Udah nggak apa-apa. Masa jauhan sih kaya lagi musuhan tau.”

“Bilang aja lo gamau jauh-jauh dari gue ya kaan?”

“Pede bangeet, tapi iya sih.”

“Yaudah tapi no cuddles ya.”

“Yaaah kok gitu? Protes.”

“Takutnya ketularan Joaaan nanti lo sakit juga.”

“Nggak akan Kalee udah ah nggak apa-apa. Fix nggak akan sakit.”

“Hahaha yaudaah bebas.”